Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka dia berani memutuskan dengan siapa dia akan menikah. Dia tidak banyak bertanya tentang calon istrinya, dia jemput istrinya di tempat yang Allah suka, dan satu hal yang pasti, dia tidak ikut mencampuri ataupun mengatur apa-apa yang menjadi urusan Allah. Sehingga dia nikahi seorang wanita yang baik dan begitu berbakti kepada suami.
Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak melihat segala kekurangan istrinya. Dan sekuat tenaga pula, dia mencoba membahagiakan istrinya.
Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka menetes air matanya saat melihat segala kebaikan dan kelebihan istrinya, yang rasanya sulit dia tandingi.
Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka diapun berdoa, Yaa Allah, jadikan istriku, seorang wanita, istri dan ibu dan anak-anakku, yang dapat menjadi jalan menuju surgamu. Amin.
Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia : kalau Allah menjadi alasan paling utama untuk menikah, maka seharusnya tidak ada lagi istilah, mencari yang cocok, yang ideal, yang menggetarkan hati, yang menentramkan jiwa,dan yang lainnya…..Karena semua itu baru akan muncul justru setelah melewati jenjang pernikahan. Niatkan semua karena Allah dan harus yakin kepada Yang Maha Penentu segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar